Kamis, 04 Juni 2015

Ayo Ke UNIFA

Universitas Fajar (UNIFA)
TERAKREDITASI BAN PT



Jadwal Pendaftaran Mahasiswa Baru

Gel
Pendaftaran
Test
Pengumuman hasil
Pendaftaran ulang & Pengisian KRS
Gel. I
4 Mei-25 Juli
2015
27 Juli
2015
30 Juli 2015
01-08 Agt 2015
Gel. II
27 Juli-5 Sep.
2015
7 Sep.
2015
10 Sep. 2015
10-19 Sep. 2015

Formulir dapat diperoleh pada panitia setiap hari kerja (08.00-16.00) di kampus Unifa Gedung Rektorat Lt.1 Ruang Akademik.
Persyaratan pendaftaran :
FC Ijazah terakhir (1 lembar)
Pas foto ukuran 3x4 (3 lbr)
Membayar biaya pendaftaran Rp. 150.000,-

Biaya Pendidikan

Jenis biaya
Fak Ekonomi &
Ilmu Sosial
Fak Teknik
Prog. D3
Pra akademik*
600.000,-
600.000,-
600.000,-
SPP*
2.500.000,-
2.500.000,-
2.000.000,-
Reg./semester
200.000,-
200.000,-
200.000,-
BPP/SKS
110.000,-**
120.000,-***
135.000,-**
145.000,-***
1.500.000,-**
Kain seragam*
-
-
500.000,-

*) dibayar satu kali selama kuliah
**) BPP/semester untuk Program D3 dipaketkan
**) BPP/SKS Rp. 110.000 untuk Prodi Hubungan Internasional dan Sastra Inggris
**) BPP/SKS Rp. 135.000 untuk Prodi Teknik Arsitek, Sipil, Mesin dan Kimia
***) BPP/SKS Rp. 120.000 untuk Prodi Komunikasi, Manajemen dan Akuntansi S1
***) BPP/SKS Rp. 145.000 untuk Prodi Teknik Elektro

Tenaga Pengajar
Sebagai jaminan kualitas untuk alumni, Unifa didukung oleh tenaga pengajar yang berkompeten dengan kualifikasi Guru Besar, Doktor dan Magister sehingga penerapan kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan, secara umum memungkinkan mahasiswa dapat menyelesaikan studinya delapan semester kurang dari empat tahun.

Fakultas dan Program Studi
Fakultas Ekonomi & Ilmu Sosial

Program Studi
Konsentrasi
Komunikasi
S1
Jurnalistik/kewartawanan (Journalism)
Penyiar Radio&Televisi (Broadcasting)
Kehumasan (Public Relations)
Akuntansi
S1
Akuntansi Keuangan, Manajemen,
Sistem Informasi, Auditing &
Akuntansi Sektor Publik
Manajemen
S1
Manajemen Keuangan Syariah
Manajemen Pemasaran
Manajemen Sumber Daya Manusia
Hubungan Internasional
S1
Diplomasi Publik
Kajian Timur Tengah
Sastra Inggris
S1
English for Business
English for Journalism
Akuntansi
D3
Akuntansi Sektor Bisnis & Publik
Perpajakan & Komputer Akuntansi
Binawisata/
Manajemen Pariwisata
Travel & Ticketing
Perhotelan
Destinasi

Fakultas Teknik

Program Studi
Konsentrasi
Teknik Elektro/
Informatika S1
Teknik Informatika
Teknik Telekomunikasi
Teknik Arsitektur
S1
Real Estate
Perancangan Urban (Kota)
Teknik Kimia S1
Teknologi proses hasil
pertanian & perkebunan,
Teknologi Lingkungan
Teknik Sipil S1
Manajemen Rekayasa Konstruksi
Struktur, Transportasi, Prasarana,
Sumberdaya Air dan Lingkungan
Teknik Mesin S1
Teknik Industri, Metalurgi &
Material, Kontruksi (robot),
Otomotif

Laboratorium & studio
Perpustakaan
Lab. Komputer
Lab. Informatika
Lab. Mesin
Lab. Kimia
Lab. Kima
Lab. Auto Cad
Studio Fotografi
Studio Televisi
Studio Radio

Fasilitas kampus
Seluruh kelas dilengkapi pendingin ruangan/AC
Proses perkuliahan menggunakan infocus/LCD
Perpustakaan
Studio/lab setiap program studi
Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat
Lembaga penjaminan mutu
Tempat ibadah/mushollah
Koneksi internet 24 jam gratis
Gedung aula & olahraga
Klinik kesehatan
Area parker & keamanan
Automatic Teller Manchine (ATM)
Laboratorium & studio praktek di setiap program studi
Kantin/cafeteria
Took buku kampus

Organisasi Kemahasiswaan
Badan Eksekutif Mahasiswa
Himpunan Mahasiswa (Hima) :
Hima komunikasi
Hima manajemen
Hima akuntansi
Hima pariwisata
Hima hubungan internasional
Hima sastra inggris
Hima elektro
Hima arsitek
Hima mesin
Hima kimia
Hima sipil

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) :
UKM pencinta alam kompala
UKM seni/teater karampuang
UKM sport unifa
UKM paduan suara mahasiswa
UKM kerohanian
Broadcasting Stydy Club
Mahasiswa pencinta mushollah
UKM Bisnis
UKM KSR-PMI unit 126

Kampus :
Jl. Prof. Abdurrahman
Basalamah
(Jl. Racing Center) No. 101
Makassar. Telp. (0411) 459064,
459938. Fax. (0411) 441119

Contact person :
Fitri (081242526976)
Mardin (087841011277)
e-mail : info@unifa.ac.id

Web & Pendaftaran Online
www.unifa.ac.id


Minggu, 22 Desember 2013

Raja Bone

Siapakah Nama Arung Palakka yang Sebenarnya ?


Nama Arung Palakka cukup banyak, sehingga bila ingin disebut semuanya bisa menjadi barisan kalimat nama yang panjang. Kata Arung Palakka hanyalah sebuah gelar, untuk mengetahui siapakah nama sesungguhnya sang pembebas itu ?
Berikut daftar nama-namanya :

Arung Palakka adalah tokoh sentral yang mengubah jalannya percaturan kekuasaan di kawasan Sulawesi Selatan pada Abad XVII. Dalam banyak buku tentang ketokohan dan perjuangannya, seringkali membuat pembaca, khususnya peminat Sejarah Sulawesi Selatan yang bukan orang Bugis Makassar menjadi bingung karena banyaknya nama yang dilekatkan pada diri Arung Palakka. Berikut ini penjelasan satu persatu mengenai nama - namanya.

1.La Tenri Tatta Toappatunru, adalah nama kecil dan nama remaja Arung Palakka. Kata depan “La” pada depan namanya tersebut menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah Bangsawan (Laki - laki). Kata “Tenri” itu artinya Tidak, sedang Tatta bermakna kemauan. ” Toappatunru” artinya adalah yang menundukkan. (To = orang, Appatunru = yang menundukkan). Jadi, “La Tenri Tatta Toappatunru” itu artinya Laki - laki (bangsawan) yang tidak dapat dibatasi kemauannya dan orang yang menundukkan.

2.Daeng Serang adalah nama Arung Palakka saat berada di Makassar (Saat Bone telah dijajah oleh Gowa, Arung Palakka dan keluarganya dipekerjakan di rumah bangsawan tinggi Gowa sedang Orang Bugis Bone - Soppeng lainnya menderita kerja paksa membangun benteng - benteng Makassar. Arung Palakka pun juga merasakan kerja paksa bersama rakyatnya tersebut).

3.Datu Marioriwawo, artinya Raja di Marioriwawo. Marioriwawo adalah kerajaan yang ada di Soppeng. Kerajaan ini adalah warisan dari ibunya, We Tenrisui Datu Mario Riwawo.

4.Arung Palakka, artinya Raja di Palakka. Palakka adalah salah satu kerajaan yang ada dalam wilayah Bone. Kerajaan Palakka adalah warisan dari kakeknya, La Tenri Ruwa Arung Palakka MatinroE ri Bantaeng (Raja Bone XI). Menurut tradisi Kerajaan Bone bahwa, “Yang berhak menjadi Raja di Palakka, berhak pula menjadi Raja di Bone (Arung Mangkaue’ ri Bone), namun tidak semua Raja Bone pernah menjadi Raja di Palakka”. (Kasim, 2002).

5.Petta Malampeq Gemmekna, artinya Raja yang berambut panjang. Nama ini terkait dengan sumpahnya bahwa Arung Palakka tidak akan memotong rambutnya jika belum berhasil membebaskan rakyatnya dari penjajahan Gowa. (Petta itu sebutan untuk bangsawan tinggi Bugis, Malampeq = panjang, Gemmekna = panjang rambutnya). Rambut Arung Palakka tersebut terus menyertai masa perjuangannya (1660 - 1667) dan nantilah dipotong setelah perjuangannya dianggapnya telah berhasil.

6.Arung Ugi, artinya Raja Bugis (Kompeni Belanda menyebutnya Koningh der Bougis). Gelar ini melekat pada Arung Palakka setelah membebaskan negerinya dari cenkeraman kekuasaan Gowa dan menjadi Penguasa atasan (Raja tertinggi) semua negeri / kerajan Bugis. (Ugi artinya Bugis).

7.Petta Torisompae’, artinya Raja yang disembah. Gelar ini melekat pada Arung Palakka sebagai sebuah sebutan dari rakyatnya karena begitu diagungkannya sosoknya sebagai ‘Pahlawan’ dan Raja yang berjasa menaklukkan Kerajaan Makassar.

8.Sultan Saaduddin, adalah nama atau gelar Islam untuk Arung Palakka

9.Matinroe ri Bontoala , artinya yang meninggal di Bontoala, istananya di Makassar.









Menilai Pelajaran Sejarah dari Peristiwa Arung Palakka


BUTON – Mungkin tak banyak yang tahu kalau Pulau Buton (kadang disebut Butung), pernah menjadi tempat pelarian Arung Palakka dari kejaran pasukan Sultan Hasanudin. Pelajaran sejarah yang pernah singgah tatkala kecil dulu paling hanya menjabarkan kalau si pangeran berambut panjang ini hanyalah seorang pengkhianat.
Ia berlari mencari bantuan VOC dan melawan pahlawan Indonesia. Tapi apakah kita tahu bahwa ternyata buat sebagian orang—khususnya orang Bone dan Buton—Arung Palaka bukanlah sosok jahat, yang seperti didiskreditkan sekarang ini.
Alkisah, sekitar tahun 1660, Bone dan Gowa bertikai. Arung Palakka sebagai salah seorang pemimpin Bone tidak bisa menerima perlakuan para bangsawan Gowa yang menindas rakyatnya. Perlakuan kerja paksa untuk membangun benteng di perkubuan daerah Makassar jelas membuat rasa siri (harga diri)-nya tercabik-cabik, apalagi setelah para bangsawan Bone juga dipaksa ikut kerja paksa tersebut.
Akhirnya bersama Tobala, pemimpin Bone yang ditunjuk oleh Gowa, mereka melakukan perlawanan dengan melarikan orang-orang Bugis dari kerja paksa tersebut. Sebenarnya para prajurit Gowa hanya mencari Tobala karena dianggap tidak mampu mengawasi budak dari Bone tersebut.
Namun Arung Palakka yang merasa tidak memiliki tempat lagi di bumi yang disebut Belanda Celebes memutuskan pergi saja untuk mencari orang yang dapat menolong mengembalikan siri mereka. Dan sebelum ia pergi ke Pulau Jawa, terlebih dahulu ia berlari ke Buton untuk mencari perlindungan Raja Buton X yang waktu itu bernama La Sombata atau lebih dikenal bergelar Sultan Aidul Rahiem.
Pada saat pasukan Gowa mencari Arung Palakka hingga ke Buton. Sultan Buton bersumpah bahwa mereka tidak menyembunyikan Arung Palakka di atas pulau mereka.
”Apabila kami berbohong, kami rela pulau ini ditutupi oleh air,” ucap Sultan Buton yang diucapkan kembali oleh salah seorang penerusnya. Ternyata sumpah tersebut dianggap sah karena pada kenyataannya Pulau Buton memang tidak pernah tenggelam hingga saat ini. Lalu di mana letak kebenaran sejarah yang menyatakan bahwa benar lokasi yang sekarang dijadikan sebagai salah satu objek wisata sejarah disana, merupakan tempat Arung Palakka bersembunyi?
Ceruk
Sistem batuan di daerah Buton bisa jadi merupakan salah satu alasan yang jelas mengenai hal ini. Daerah batuan berkarang dengan ceruk-ceruk kecil di sepanjang bukitnya, sangat menggambarkan kebenaran sejarah tersebut.
Pernyataan Sultan Buton pada saat menyembunyikan Arung Palakka dianggap benar. Mereka tidak menyembunyikan Arung Palakka di atas dataran tanah mereka. Namun di antara ceruk-ceruk tersebut. Yang menurut pendapat orang Buton bukanlah sebuah dataran, melainkan goa, yang berada di dalam tanah. Kepintaran bersilat lidah Sultan Buton inilah yang akhirnya menyelamatkan Arung Palakka dari pengejaran pasukan Gowa.
Hal ini juga dibenarkan oleh pemuka adat setempat yang bernama La Ode Hafi’i. Ia menjelaskan bahwa antara kesultanan Buton dan Bone sejak dahulu memang telah terikat dalam perjanjian sebagai saudara. ”Bone raja di darat, Buton raja di laut,” ucapnya memberitahu isi ikatan tersebut pada saya, akhir bulan lalu.
Hal itu juga yang mendasari mengapa Sultan Buton memutuskan menolong Arung Palakka dan turut membiayai Arung Palakka bersama 400 lebih pengikutnya menuju Batavia.
Ceruk bersejarah tersebut kini berada di sekitar tiga kilometer dari pusat Kota Bau-Bau. Tak sulit mencarinya karena berada tak jauh dari benteng Wolio, yang terletak di daerah paling tinggi di Pulau Buton.
Menuju ke ceruk tersebut juga tidak sulit. Hanya daerahnya yang agak terjal membuat kita harus agak berhati-hati melewatinya.
Saat saya akhirnya tiba di goa tersebut. Hilang semua pemikiran saya mengenai gambar sebuah goa pada umumnya di Jawa. Tempat persembunyian Arung Palakka tersebut lebih pantas bila dikatakan ceruk dengan air yang terus menetes-netes dari atapnya.
Kemudian ada sedikit daerah yang kini diberi plesteran semen, yang disinyalir sebagai tempat Arung Palakka duduk bersembunyi. Tak bisa kita berdiri tegak di sini, agak bungkuk untuk menghindari bagian tajam yang menghiasi atas ceruk. Namun dapat dipastikan, banyaknya air yang terus menetes dari atas ceruk yang bisa membuat Aru Palakka bisa bertahan lama di sana.
Rumah Adat
Hal keberadaan singgahnya Aru Palakka kemudian dikuatkan juga oleh pernyataan ahli waris kesultanan Buton. Keluarga istana yang rumah tinggalnya kini dijadikan rumah adat. Yang bisa didatangi siapa saja untuk menjelaskan keberadaan rakyat Buton, juga tidak menyangkal hal tersebut. Di rumah adat berkamar enam dan berlantai dua itu, juga terpampang foto dan patung Arung Palakka. Ini menandakan memang benar keberpihakan kesultanan Buton pada Arung Palakka. Bahkan mereka tidak merasa itu sebuah kesalahan, karena memang perjanjian adat yang ada sudah mengikat mereka dengan Bone.
Terlepas dari benar tidaknya sejarah tersebut. Satu yang harus dicatat, adalah mengenai tingginya perhatian masyarakat Buton terhadap masa lalunya. Bahkan dengan Arung Palakka yang relatif orang luar Buton (dan dianggap pengkhianat pada masa Orde Baru), mereka tetap mengenang keberadaannya di sana.
Lalu timbul pertanyaan, masih tersisakah rasa penghormatan itu pada diri manusia Indonesia pada umumnya kini? Pahlawan sendiri kadang kita lupakan juga.


Jumat, 06 Desember 2013

SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR DALAM FOTOGRAFI

High Angle

Merupakan Sudut pengambilan gambar yang tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.

High Angle

Low Angle

Merupakan Sudut Pengambilan gambar yang diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. 

Low Angle

Eye Level

Merupakan Sudut Pengambilan gambar dengan sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.

Eye Level

Close Up

Merupakan teknik pengambilan foto suatu objek dengan batas antara dada sampai kepala.

Close Up

Wide Shot

Merupakan Teknik mengambil subyek dalam bingkai yang penuh.

Wide Shot

Frog Eye

Merupakan sudut pengambilan gambar yang diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.


RULE OF THIRDS

Rule of Third merupakan pengembangan dari simetri Golden Ratio yang telah lama dikenal dalam seni lukis. Dalam Rule of Third frame gambar dibagi menjadi 3 bagian vertikal dan 3 bagian horisontal.


Rule Of Thirds